”Kemiskinan itu lebih dekat kepada kekufuran”
”Seandainya kemiskinan itu berupa makhluq, maka akan aku penggal” (Ali Bin Abi Tholib)
Kita banyak menjumpai ungkapan-ungkapan seperti diatas dan kita harus mampu menangkap signal dan memahaminya secara benar.
Misalnya ada ungkapan lagi yang sering kita dengar : ”kekayaan itu tidak menjamin kebahagiaan”. kalau kita salah mengertikannya maka akan lain yang kita tangkap dalam hati kita, maka ditambah menjadi :
”kekayaan itu tidak menjamin kebahagiaan, apalagi kemiskinan”
Uthman Bin Affan, dulu pernah tidur beralaskan emas. Bukannya sombong, tetapi marilah kita lihat dengan perspektif yang benar. Uthman Bin Affan terkenal sangat dermawan dan bahkan disebut Bapa Zuhud kerna kesederhanaannya.
Dialah yang berjasa membeli tanah dari orang Yahudi yang memonopoli air di Madinah untuk kepentingan ummat. Juga pernah memberikan seluruh kafilah dagangnya yang baru datang dari Syam untuk fakir dan miskin dari kaum Muslimin.
Padahal begitu banyak pedagang yang menawar barang tersebut dengan bayaran lima kali lipat ganda keuntungan, kerna pada saat itu barang-barang tersebut sedang sangat diperlukan. Hal ini terjadi di masa Khalifah Abu Bakar ra.
”Seandainya kemiskinan itu berupa makhluq, maka akan aku penggal” (Ali Bin Abi Tholib)
Kita banyak menjumpai ungkapan-ungkapan seperti diatas dan kita harus mampu menangkap signal dan memahaminya secara benar.
Misalnya ada ungkapan lagi yang sering kita dengar : ”kekayaan itu tidak menjamin kebahagiaan”. kalau kita salah mengertikannya maka akan lain yang kita tangkap dalam hati kita, maka ditambah menjadi :
”kekayaan itu tidak menjamin kebahagiaan, apalagi kemiskinan”
Uthman Bin Affan, dulu pernah tidur beralaskan emas. Bukannya sombong, tetapi marilah kita lihat dengan perspektif yang benar. Uthman Bin Affan terkenal sangat dermawan dan bahkan disebut Bapa Zuhud kerna kesederhanaannya.
Dialah yang berjasa membeli tanah dari orang Yahudi yang memonopoli air di Madinah untuk kepentingan ummat. Juga pernah memberikan seluruh kafilah dagangnya yang baru datang dari Syam untuk fakir dan miskin dari kaum Muslimin.
Padahal begitu banyak pedagang yang menawar barang tersebut dengan bayaran lima kali lipat ganda keuntungan, kerna pada saat itu barang-barang tersebut sedang sangat diperlukan. Hal ini terjadi di masa Khalifah Abu Bakar ra.
0 comments:
Post a Comment